Cabut gigi geraham kerap menjadi masalah banyak orang. Ada beberapa hal kerap jadi pertanyaan ketika berhadapan dengan vonis bahwa gigi gerahamnya harus dicabut: Apakah harus dicabut? Apakah tidak ada cara lain selain dicabut? Apakah cabut gigi geraham sakit? Apakah dapat terjadi komplikasi setelah gigi geraham dicabut?
Pada dasarnya, cabut geraham dilakukan jika sudah tidak ada opsi lain, atau kerusahakan yang terjadi pada gigi geraham sudah tidak dapat diperbaiki lagi dengan perawatan saluran akar, dan perawatan lainnya.
Jadi, jika gigi geraham masih bisa dirawat, tentu saja cabut gigi geraham sebisa mungkin tidak dilakukan. Itu sebabnya, diperlukan dokter spesialis konservasi gigi yang salah satu-satunya tugas utamanya adalah untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut. Dengan Keahliannya, dokter spesialis konservasi gigi akan melakukan perawatan maksimal sebelum sampai pada keputusan bahwa gigi geraham kita harus dicabut.
Kalau sudah tidak dapat diperbaiki, cabut gigi geraham memang harus dilakukan. Hal ini bertujuan untuk meredakan dan mencegah infeksi pada gigi geraham yang rusak menyebar. Selain itu, cabut geraham ini juga tidak layak untuk mengembalikan fungsi rongga mulut sebagai mana.
Namun karena alasan tersebut di atas, ada beberapa alasan lain yang menyebabkan dokter memutuskan untuk menetapkan gigi geraham.
Pada perawatan gigi dengan menggunakan kawat gigi, seringkali diperlukan cabut gigi geraham premolar yang harus dilakukan. Seperti yang diketahui, perawatan kawat gigi dilakukan untuk merapikan gigi, salah satunya gigi yang berjejal karena ruangan di lengkung rahang kurang besar untuk menampung seluruh gigi.
Agar gigi bisa bergerak ke arah yang benar saat dibagikan oleh kawat, maka salah satu cara yang bisa dicapai adalah dengan gigi geraham.
Salah satu penyebab gigi berlubang, termasuk pada gigi geraham adalah karena bakteri yang membuat gigi geraham menjadi busuk dan kerusakannya menjalar hingga ke akar. Jika sudah demikian dan perawatan lain seperti penambalan dan perawatan saluran akar sudah tidak dapat dilakukan lagi, maka mau tidak mau cabut gigi geraham menjadi solusi terakhir.
Kasus ini juga kerap terjadi. Gigi geraham bungsu biasa tumbuh pada usia 17-21 tahun dan merupakan gigi terakhir yang tumbuh. Nah, jika rahang tidak memiliki cukup ruang untuk pertumbuhan, gigi tersebut akhirnya tumbuh (impaksi gigi bungsu) dan mengakibatkan gigi miring terdorong.
Hal ini dapat mengakibatkan pembengkakan dan pembengkakan yang menimbulkan rasa. Itu sebabnya, jika dokter mengetahui ada gigi geraham yang tumbuh miring, dokter akan meresepkan untuk gigi geraham, walaupun belum terjadi keluhan
Jangan remehkan perawatan gigi, karena kesehatan gigi dapat berpengaruh pada kesehatan lainnya, termasuk bagi orang yang akan menjalani perawatan medis tertentu, seperti transpalansi organ tertentu. Karena pencangkokan tulang merupakan penunjang imun, maka diperlukan pemerisa terhadap semua kondisi tubuh, termasuk gigi.
Jika ada gigi yang bermasalah, maka harus dilakukan tindakan sebelum operasi transplantasi dilakukan, termasuk jika harus melakukan pencabutan gigi geraham. Sebab, jika dilakukan setelah operasi transplantasi dilakukan, maka lebih mungkin terjadi komplikasi dan infeksi.
kadang-kadang, meski gigi kita terlihat baik-baik saja, tapi jaringan yang ada di sekitarnya ternyata mengalami infeksi atau peradangan. Hal ini kemudian membuat jaringan penyangga gigi seperti gusi dan tulang mengalami kerusakan dan membuat gigi menjadi goyang. Jika tidak bisa ditangani dengan perawatan yang lain, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan pencabutan gigi geraham untuk perawatan periodontitis.
Lalu, bagaimana prosedur pencabutan gigi geraham? Apakah sakit? Apakah harus dilakukan dengan operasi biasa? Atau cukup dengan metode pencabutan gigi biasa? Baca Artikel Selanjutnya
Untuk informasi perawatan dan konsultasi gigi berlubang, hubungi Wibowo Dental Clinic.