Jika Anda sering tiba-tiba merasakan sensasi tidak nyaman pada gigi ketika sedang mengonsumsi makanan atau minuman yang panas atau dingin walaupun gigi Anda tidak berlubang, maka kemungkinan besar Anda memiliki gigi sensitif.
Gigi sensitif adalah salah satu masalah gigi yang paling umum. Di mana 1 dari 3 orang Indonesia memiliki kondisi ini yang biasanya ditandai dengan sensasi ngilu dan nyeri pada gigi. Sensasi tersebut muncul sebagai respons terhadap sejumlah aktivitas pada gigi, misalnya ketika makan atau minum yang panas atau dingin.
Gigi sensitif dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang. Kondisi ini juga dapat terjadi pada satu atau beberapa gigi, bahkan semua gigi.
Gigi sensitif terjadi ketika dentin (lapisan tengah gigi) terbuka, dan terpapar rangsangan dari luar. Pembukaan dentin terjadi akibat lapisan terluar gigi, yaitu email atau enamel gigi, mengalami kerusakan.
Dentin memiliki saluran yang terhubung dengan saraf. Oleh karena itu, jika dentin terekspos dan mendapatkan rangsangan dari luar, seperti terkena makanan atau minuman yang panas atau dingin, gigi sensitif dapat terjadi. Terbukanya dentin dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, yaitu:
Penipisan email
Email atau enamel adalah jaringan paling kuat di tubuh manusia. Akan tetapi, lapisan ini juga dapat menipis atau rusak akibat konsumsi makanan atau minuman manis, asam, atau minuman bersoda.
Kondisi Gigi dan Mulut
Gigi yang berlubang atau patah dapat membuat dentin terbuka sehingga memicu gigi sensitif. Kondisi lain yang dapat menjadi penyebab adalah gusi yang menyusut dan membuat akar gigi terlihat dan tidak terlindungi. Selain itu, radang gusi juga bisa menjadi faktor pemicu.
Kondisi Lambung
Gigi sensitif juga bisa disebabkan oleh penyakit refluks asam lambung (GERD). Asam lambung yang naik dari lambung dan kerongkongan dapat mengikis email gigi apabila terjadi dalam jangka panjang.
Selain penyakit refluks asam lambung, kondisi medis lain yang dapat menyebabkan gigi sensitif adalah gangguan pengosongan lambung (gastroparesis), dan gangguan makan seperti bulimia.
Kebiasaan Buruk
Beberapa kebiasaan buruk juga dapat menyebabkan gigi sensitif, misalnya menyikat gigi terlalu keras atau menggunakan sikat gigi yang kasar, serta kebiasaan menggeretak gigi saat sedang tidur (bruxism).
Seseorang akan mengalami rasa sakit atau ngilu sebagai respons terhadap pemicu gigi sensitif. Anda mungkin merasakan nyeri ini di akar gigi yang terkena pemicunya. Pemicu yang paling umum meliputi:
Untuk mendiagnosis gigi sensitif, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien, serta aktivitas apa saja yang dapat memicu timbulnya gejala. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap potensi faktor pemicu, seperti gigi berlubang atau penyusutan gusi. Jika diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan foto Rontgen, guna melihat kondisi gigi dengan lebih detail.
Pasien yang mengalami gejala ringan dapat melakukan perawatan mandiri di rumah, seperti menggunakan pasta gigi khusus, memilih sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut, menggunakan obat kumur yang bebas alkohol, dan menyikat gigi secara perlahan
Bila sejumlah langkah di atas tidak dapat meredakan gejala, segera ke dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Dokter akan menyesuaikan metode pengobatan dengan penyebab yang mendasarinya.
Dalam tahap awal, dokter biasanya akan meresepkan pasta gigi khusus yang mengandung potasium nitrat atau strontium klorida. Kedua senyawa ini dapat melindungi sistem saraf dalam gigi dan membantu menghalangi sinyal rasa sakit. Dengan begitu, rasa nyeri dan gigi ngilu perlahan-lahan dapat mereda.
Bila kondisi Anda tidak juga membaik, dokter dapat mengoleskan gel khusus ke lapisan gigi untuk mengurangi rasa ngilu. Dokter juga dapat mengoleskan gel fluoride yang biasa digunakan sebagai kandungan dalam pasta gigi. Fluoride adalah mineral yang dapat menguatkan lapisan gigi dan mencegah gigi berlubang.
Tidak hanya itu saja, apabila kerusakan yang terjadi pada gigi sensitif sudah mengenai akar gigi, dokter dapat melapisi resin pengikat pada gigi yang bermasalah. Bedah gusi juga dapat dilakukan untuk melindungi akar gigi dan mengurangi sensitivitas.
Sementara dalam kasus gigi sensitif yang akut, cara lain yang bisa menjadi solusi adalah perawatan saluran akar gigi (root canal). Prosedur ini biasanya dilakukan dokter untuk mengobati masalah pada pulpa gigi. Anda juga akan diminta dokter untuk menghindari makanan dan minuman yang terlalu dingin, panas, atau asam.
Gigi sensitif dapat menimbulkan komplikasi berupa penurunan kualitas hidup, seperti sulit mengunyah dan sulit berkonsentrasi akibat nyeri yang mengganggu. Di samping itu, gigi sensitif yang tidak ditangani juga dapat menimbulkan komplikasi lain, seperti gigi berlubang, ketidaksejajaran posisi gusi dan gigi (maloklusi), nyeri di sekitar rahang dan telinga, abses gigi, gigi tanggal, dan infeksi.
Untuk konsultasi , kunjungi Wibowo Dental Clinic atau hubungi CS di 0811-2856-161